SISIHKAN GAJI, WALIKOTA PROBOLINGGO IKHTIAR BANTU LANSIA SEBATANG KARA
KELURAHAN KEDUNGASEM – Panjangnya proses bantuan melalui jalur pemerintah membuat Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin berpikir cepat. Ia berkomitmen menyisihkan gajinya untuk warga
KELURAHAN KEDUNGASEM – Panjangnya proses bantuan melalui jalur
pemerintah membuat Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin berpikir
cepat. Ia berkomitmen menyisihkan gajinya untuk warga yang sangat
membutuhkan bantuan yang mendesak sesuai kebutuhan, khususnya lansia
sebatang kara.
Setelah pekan lalu (9/10), Walikota Probolinggo memberi bantuan kursi
roda ke warga Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan. Ada lagi masyarakat
yang menyampaikan informasi melalui media sosial (medsos) Pemerintah
Kota Probolinggo, bahwa ada lansia sebatang kara yang tinggal di Jalan
Amir Hamzah, Kelurahan Kedung Asem, Kecamatan Wonoasih. Warga bernama
Surya, 80 tahun itu juga meminta bantuan kursi roda.
Kamis (15/10) siang, bersama Camat Wonoasih Deus Nawandi, Walikota
Probolin meluncur ke rumah Nenek Surya. “Bantuan kursi roda ini bisa
keluar ke halaman, jalan-jalan, semoga ada manfaat ya kursinya. Kalau
menunggu pemerintah lama prosesnya, harus didata dan diajukan dulu,”
tutur Walikota Probolinggo saat bertemu Nenek Surya.
Nenek Surya tinggal sendirian di rumahnya. Ia punya cucu (bukan anak
kandung) yang merawatnya meski tidak tinggal satu rumah. Saban pagi,
cucunya itulah yang mengantar makanan untuk Nenek Surya. Nenek Surya
sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah, ia bahkan mendapat program
Rantang Sehat tapi menolak. “Tidak dimakan, jadi sayang. Makanya terus
dikembalikan untuk diberikan ke yang lain saja,” ujar cucu nenek Surya.
Siang itu, wali kota pun menghubungi Dinas Kesehatan untuk
mengirimkan petugas kesehatan dari Puskesmas Wonoasih. Nenek Surya sudah
lumpuh, kakinya bengkak dan matanya kabur.
Walikota Probolinggo menegaskan, pemerintah harus tahu dan hadir
melihat kondisi masyarakatnya untuk mengetahui apakah sudah mendapat
bantuan atau belum. Ia bersyukur bahwa Nenek Surya sudah mendapatkan
berbagai bantuan pemerintah.
“Saya berharap, masyarakat yang hidup sebatang kara segera informasikan,
akan kami bantu. Jalur pemerintahan ada mekanismenya, maka cara saya
melalui ikhtiar sisihkan gaji saya untuk yang membutuhkan,” tutur wali
kota yang juga mantan anggota DPR RI dan peduli pada kesehatan warganya
ini.
Saat berada di rumah Nenek Surya, wali kota menerima laporan bahwa
ada satu lagi lansia sebatang kara yang tinggal di daerah itu tapi masuk
Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih. Tak lama kemudian, Walikota
Probolinggo datang ke rumah lansia yang diketahui bernama Parmi.
Nenek Parmi tinggal di rumah yang begitu menyayat hati. Ia sebatang
kara. Matanya sudah tidak bisa melihat namun masih bisa berjalan. Setiap
harinya, Nenek Parmi dirawat oleh Rima, tetangganya. Tempat yang
ditinggali Nenek Parmi adalah tanah milik Rima.
“Puskesmas, lurah dan Baznas suruh kesini segera,” tegas Walikota
Probolinggo. Sesuai permintaan Rima, Nenek Parmi akan diberi Rantang
Sehat menggantikan jatah Nenek Surya. Melalui dana Baznas Nenek Parmi
akan diberi bantuan kipas angin, selimut, kasur, bantal, guling, perlak.
“Maunya saya tembok tapi dari yang jaga keberatan, karena kalau malam
Nenek Parmi tidur di dalam rumah tetangga yang merawat itu. Jadi, kami
akan memberikan apa yang diminta untuk kelengkapan di dalam rumah,”
imbuh Walikota Probolinggo.
Wali kota mengaku terkejut karena masih ada kondisi lansia yang
terlewat seperti ini. Jika tidak turun ke lapangan ia tidak akan tahu
seperti apa situasi yang sebenarnya. Targetnya, di tahun 2022 nanti RTLH
(Rumah Tidak Layak Huni) tidak ada lagi di Kota Probolinggo